Browse » Home » » The Legend - Episode 1

The Legend - Episode 1


Pengantar


Ka Jin (pimpinan klan Harimau) memiliki kekuasaan besar di klan nya karena ia bisa mengendalikan elemen api. Tapi ia juga dikenal agak kejam dan berambisi besar karena ia keliatannya senang membunuh setiap orang. Seo O adalah pimpinan dari klan Beruang, ia sangat peduli dengan rakyatnya dan memimpin klan nya dalam melawan Ka Jin. Hwan Woong turun dari Surga bersama dengan Tiga Dewa bawahannya, Harimau Putih, Kura-kura Hitam, dan Naga Biru. Ia mengamati pertempuran kedua pimpinan klan, Seo O dan Ka Jin, dan pada satu titik, Hwan Woong bahkan menyembuhkan Ka Jin ketika ia terluka dalam pertempuran. (Dan ini mungkin awal mula Ka Jin jatuh cinta pada Hwan Wong). Tapi Ka Jin masih meneruskan tindakan brutalnya. Untuk menghentikan perilaku Ka Jin, Hwan Wong mengambil kembali kekuatannya yang dapat mengendalikan api dan memberikannya pada Seo O. Dan kelihatannya seiring perjalanan waktu, Hwan Woong dan Seo O saling jatuh cinta satu sama lain. Seo O akhirnya menjadi dewa ke-4, Phoenix Merah. Ka Jin sangat marah dan cemburu. Ia telah kehilangan kekuatannya dan Seo O sedang hamil, mengandung anak Hwan Woong. Ka Jin menyerang desa Seo O dan mengambil bayi yang baru lahir. Seo O memohon padanya untuk mengembalikan anaknya tapi Ka Jin menginginkan kekuatan apinya kembali sebagai ganti sang bayi. Tapi Seo O tak bisa melakukan hal itu karena kekuatan api itu adalah hadiah dari Hwan Woong. Dalam kemarahannya yang memuncak, ia melemparkan bayi itu dari tebing. Seo O hancur hatinya, dan dalam kemarahannya ia menjadi Phoenix Hitam. Jika Phoenix Merah menjadi Phoenix Hitam, maka ia hanya akan membawa kehancuran pada dunia manusia. Api muncul dari tanah dan berkobar dengan hebat. Ke-3 Dewa dipanggil oleh Hwan Woong dan diperintahkan untuk menghentikan Seo O, tapi mereka tidak mampu melakukannya. Hanya Hwan Woong yang dapat melakukannya karena ia adalah orang yang memberikan kekuatan pada Seo O dan menjadikannya satu dari Empat Dewa. Jadi Hwan Woong terpaksa membunuh Seo O. Hwan Woong menjadi patah hatinya, ia bermaksud turun ke dunia untuk memberikan kedamaian tapi sebaliknya justru ia ternyata harus membunuh wanita yang ia cintai, dan dunia mengalami kehancuran. Hujan turun selama 7 hari 7 malam sebelum akhirnya api yang ditimbulkan oleh Phoenix Hitam dapat dipadamkan. Seakan-akan tangisan dari Hwan Woong mempengaruhi dunia ini juga. Hwan Woong kemudian menyegel benda yang asalnya dimiliki oleh ke Empat Dewa dan benda-benda itu tersebar ke empat penjuru bumi. Satu hari, Raja sejati akan turun ke bumi lagi untuk mempersatukan semuanya. Dan mereka harus menunggu sampai hari itu tiba. Bayi yang dibuang oleh Ka Jin, yakni anak dari Seo Ok dan Hwan Ook, ia selamat dan bertumbuh besar bernama Dan Koon (Tan Gun), Raja pertama dari Korea. Hwan Woong lah yang telah menyelamatkan anaknya setelah dilempar dari tebing oleh Ka Jin.
——————
Tahun 384 SM, Tahun ke-14 masa pemerintahan Raja Songsurim. Desa Geo-mool
Terdengar seseorang memanggil-manggil Sojinee. Hyon-go: Sojinee! … Sojinee! Berhenti di sana! Hyon-go berlari-lari mengejar seorang gadis kecil, yang masuk ke dalam gua … Sojinee memanjat sebuah pohon Hyon-go: Sujini! Kau! Ayo turun ke bawah sini! Sujini: (menggelengkan kepalanya) Tidak, Aku tidak mau! Hyon-go: Kau pikir aku ini siapa? Sujini: Hmmm .. Aku pikir aku tak mengenalmu. Hyon-go: Aku Gurumu, yang telah merawatmu sejak kau masih bau popok. Jadi apa yang akan kau lakukan? Jika aku menyuruhmu merangkak, maka kau harus merangkak! Jika aku suruh berguling, kau harus berguling! Dan jika aku suruh kau turun, kau harus turun! (Si Hyon-go mencak-mencak, sementara Sojinee acuh-tak acuh menganggukkan kepalanya) Dan apa ini? Siapa yang mematahkan tongkatku, yang terbuat dari kayu yang sangat berharga? Sujini: Oh itu! Itu tadi ada di bawah kereta. Aku hanya berusaha mengambilnya untukmu, dan aku mengangkatnya dengan dua tangan. Hyon-go: Kau hanya mengangkatnya dan itu patah seperti ini? Tiba-tiba Sojinee melihat sesuatu dari atas pohon … Sujini: Oh, Apa itu? Hyon-go: Kau … Sujini: Apa itu ya? Hyon-go: Kau turunlah! Turunlah dan mengakulah sekarang. Sujini: Itu Burumsae [sae = burung] Hyon-go: Kau …. Tiba-tiba ada yang jatuh di pipi Hyon-go membuatnya terkejut, Hyon-go menyentuh wajahnya dan membaui benda itu, ternyata tahi burung. Hyon-go kesal dan menatap si burung besar yang melayang di angkasa … * Burumsae: Burung (khayalan) yang digunakan sebagai pengirim pesan oleh penduduk desa Geo-mool.
 ——
 Desa Geo-mool Para penduduk desa juga mellihat Burumsae yang terbang di atas desa mereka.
Sebuah desa yang dibangun oleh orang-orang yang menjaga simbol Hyonmoo. Mereka sedang menunggu kelahiran kembali Jyooshin Wang [ wang = 王 = raja]. Saat ini mereka dipimpin oleh Hyonsoo. Hyonsoo: (pada warga desa) Kita telah menunggu Jyooshin Wang selama 2000 tahun terakhir, menjaga simbol Hyonmoo. 10 tahun yang lalu, kita akhirnya melihat Bintang Jyooshin. Jyooshin Wang sekarang telah turun dan hidup di bumi bersama dengan kita. Aku terpaksa harus meninggalkan kalian di masa kritis ini. Aku minta maaf. Aku sangat menyesal. Hyonsoo: (pada simbol Hyonmoo ) Oh, Hunmoo yang Agung, yang datang ke dunia ini bersama dengan junjungan kami Hwan Woong. Kumohon padamu curahkanlah kasih dan anugerahmu untuk memilih penjagamu selanjutnya!
* Simbol Hyonmoo berbentuk Tongkat.

Jalur-jalur hitam mulai muncul dari tongkat suci Simbol Hyunmoo dan akhirnya membentuk bola hitam di atas tongkat. Semua orang mundur sedikit ketakutan. Hyon-go tampak cemas.


Tiba-tiba cahaya putih menyilaukan mata membutakan sejenak setiap orang di sana, dan bola hitam tersebut mengejar Hyon-go yang berlari berusaha mengelak.

Sampai akhirnya ia jatuh terduduk dan berusaha melindungi wajahnya. Saat tak terjadi apapun, Hyon-go mengawasi ke sekelilingnya dan terkejut ketika bola hitam itu segera menyerbu ke depan wajahnya.


Bola Hitam itu berubah bentuk menjadi tongkat kayu di tangan Hyon-go


Selama proses perubahan dari bola hitam menjadi sebuah tongkat sangatlah singkat, namun matahari yang masih berada di atas kepala segera tenggelam, membuat keadaan remang-remang.
Penduduk desa: Kami menyambutmu sebagai pemimpin ke-72 kami. (semua berlutut, kecuali Sojinee)

Ternyata Hyon-go lah yang terpilih sebagai pemimpin baru dari Geo-mool.
——–
Hyon-go membimbing Hyonsoo bangun dari tempat tidurnya. Semua penduduk desa memberikan hormat padanya.

Hyonsoo: Pergilah ke Gooknaesung di Koguryo, dan awasilah Yeon Hogae dari keluarga Yeon. Jika ia adalah Raja Jyooshin yang sejati, kita harus melindunginya. Ini adalah misi pertama yang diberikan kepadamu sebagai pemimpin baru Geomulchon, dan juga sebagai pemilik simbol Hyonmoo itu.
(melihat pada Sojinee) Dan ingatlah untuk menepati sumpahmu! Bahwa kau akan menjaga Sujini dengan baik-baik, dan ketika dia akan menjadi Joojak (Phoenix) hitam, Kau harus membunuhnya demi dunia ini. Kau harus memastikan kalau kau benar-benar telah membunuhnya dengan kedua tanganmu sendiri

Si tua Hyonsoo kemudian tubuhnya menjadi lunglai, ia telah menghembuskan napasnya yang terakhir.
Hyon-go (menangis sedih) Guru ….

Hyon-go dan semua penduduk desa meratapi kematiannya.
——
Kehidupan di desa Geo-mool berjalan normal seperti biasanya, walaupun pemimpin lama mereka telah mangkat namun sekarang mereka telah memiliki pemimpin baru yang telah dipilih sendiri oleh Simbol Hyunmoo.
Tampak Sojinee berlari-lari sambil menyapa setiap orang yang ia lewati, tapi kemudian ia berhenti saat mendengar seseorang sedang mengisahkan suatu cerita yang menarik perhatiannya …

 Tukang cerita: Ada pertempuran lain. Pertempuran itu berlangsung selama lima hari. Bahkan Tuan Hwan Hwong juga kelelahan. (bertanya pada para pendengarnya yang merupakan anak-anak) Bukankah kalian juga akan lelah saat orangtua kalian selalu mengusik kalian dan menyuruh untuk belajar?

Hwan Woong ingin menghentikan perang yang sia-sia. Jadi dia pergi menemui Ka-jin.
Anak-anak: Apakah dia melenyapkan kekuatan api Ka-jin?
Tukang cerita: Tentu saja! Dengan sekali tindakan saja. (tertawa)  Omong-omong, Ka-jin ternyata jatuh cinta dengan Hwan Woong (semua anak juga tertawa). Mengapa?  Itu karena Hwan Woongan begitu tampan sama seperti diriku … begitulah. (Melihat tak ada yang tertawa pada guyonan keringnya si tukang cerita menlanjutkan ceritanya … ) Tapi ternyata ada satu masalah …
Sujini: (berlari mendekat) Masalah apa?
Tukang cerita: Masalahnya adalah … (terkejut melihat Sojinee) Sejak kapan kau ada di sini?
Sujini: Sedari kau bercerita saat Ka-jin jatuh cinta pada Hwan Wong.
Tukang cerita: (sedikit ketakutan) Itu benar, Ka-jin jatuh cinta padanya. (meringkas barangnya) Tunggu dulu, aku pikir Hyungeum sedang mencariku. Aku bertanya-tanya apakah itu penting? (Si tukang cerita segera bergegas pergi meninggalkan Sojinee dan anak-anak lain) Hyungeum! Hyungeum!
Sojinee segera meninggalkan tempat itu, hatinya sangat kesal.
Sojinee: Aku tidak mengerti, mereka semua selalu seperti itu. Tidak ada yang mau melanjutkan cerita.
Sojinee kemudian melihat gurunya bersama-sama dengan beberapa penduduk desa, ia segera ke sana sambil memanggil-manggil gurunya.
Penduduk desa: Guru, Itu adalah perjalanan sangat panjang dan lama menuju ke Gooknae-sung [성 sung = 城 = benteng].Bagaimana jika kau pergi ke sana dengan beberapa pengawal?

Sujini: (berlari ke kereta dan duduk di belakang Hyon-go) Jangan khawatir. Aku akan menjaga guruku!.

Hyon-go: (mau menegurnya tapi tidak jadi) Baiklah, ayo kita pergi.

Sujini: Aku tak bisa mengerti, mengapa mereka menyembunyikannya dariku. Para penduduk desa tidak mau bercerita padaku?

Hyon-go: Cerita apa?
Sujini: Kisah tentang Raja Langit. Aku dikenal sebagai anak cantik  … baik … bahkan cerdas. Penduduk desa sering datang dan meminta pendapatku. Ketika para tetua saling bersilang pendapat, mereka selalu bertanya padaku, “Sojinee, apa yang harus kami lakukan?” Dan ketika para penduduk saling berdebat, mereka akan mengatakan, “Sojinee, ini hanya untuk kau dengar.” Tapi aku tidak tahu mengapa orang-orang tidak mau mengisahkan cerita itu padaku?
Hyon-go: Aku tidak tahu ….
Sojinee: Kau juga sama guru ….
Hyon-go: Hmmm… jadi, apakah kau marah tentang itu?
Sujini: Hidupku penuh penderitaan, semua orang, bahkan anjing di lapangan tahu cerita itu. Tahun lalu tidak masalah, tapi tahun ini aku sudah setahun lebih tua, itu membuatku marah …
Sojinee kemudian berpura-pura tidur …
Hyon-go: Sujini.

Sujini: Sujini sedang tidur!
Hyon-go: Itu dua ribu tahun yang lalu. Ada sebuah suku bernama Ho-jok [ 虎 族 = Suku Harimau], yang menyembah patung berbentuk harimau sebagai dewa mereka.
Sojinee segera bangun dand duduk di samping Hyon-go

 Sujini: Apakah kau bercerita mengenai Raja Langit? Lanjutkan guru …

 Hyon-go:  Suku Ho-jok dipimpin oleh seorang shaman wanita yang memiliki kekuatan Api, yang posisinya diturunkan dari generasi ke generasi.





Setiap shaman wanita mendapatkan kekuatan Api dari shaman sebelumnya.  

Suku Harimau ingin menggunakan kekuatan ini demi menguasai dunia.

(Tampak seorang shaman wanita tua naik ke tempat upacara dan melakukan ritual, tubuhnya berkobar dibakar api dengan hebat dan akhirnya meledak menjadi cahaya menyilaukan, setelah reda, di tempat shaman tadi terdapat bola cahaya berwarna merah. Bola tersebut memilih Ka-jin dan menjadikan Ka-jin sebagai seorang shaman wanita.)








Di antara semua shaman wanita yang sebelumnya, Ka Jin memiliki kekuatan terbesar. Tak terhitung banyak orang yang tewas oleh karena pedang suku Ho-jok dan Api Ka-jin.

Setelah menyaksikan kematian dan  kehancuran di bumi, Hwan Woong merasa tak tega dan turun ke bumi.

Hwan Woong, Putera Kaisar Langit, memilih sebuah tempat di bawah Pohon Suci  Shin-san-doo di Gunung Tae Baek dan menamai tempat itu  Shin-si. [Shin Si adalah ibukota kerajaan Jyooshin]




Hwan Woong: Aku dengan ini mengumumkan sebuah hukum baru yang akan menguntungkan dunia ini, sehingga orang yang ingin hidup damai harus mendengarkannya.

Hyon-go: Hwan Woong turun ke dunia dengan Tiga Dewa sebagai pengawalnya: Woon Sa (naga biru), Penguasa Awan Pelindung Timur; Poong Baek (harimau putih), Penguasa Angin Pelindung Barat; dan Woosa (penyu ular hitam), Penguasa Hujan Pelindung Utara..


Kerajaan itu damai dan makmur, dan disebut tanah Jyooshin.
Sojinee: Jyooshin?

Hyon-go: Benar, Jyooshin. Negeri besar yang didirikan oleh Hwan Woong, wilayah yang sangat luas di mana orang Baedal berdiam. [Baedal: nama asli orang Korea]





Hwan Woong memerintahkan Tiga dewa untuk melindungi semua orang di penjuru timur, barat, dan utara, dan hidup berbaur dengan manusia. Akhirnya damai turun ke bumi.


————-
Sojinee: Kalau begitu semua orang pasti berkumpul di negeri baru ini!
Hyon-go: Tak terhitung jumlahnya dan bermacam-macam suku datang dari empat penjuru dunia.

Sujini: Bagaimana dengan Ho-jok? Apakah mereka juga bergabung dengan negeri Jyooshin? Apakah mereka tunduk pada kekuasaan Hwan Woong?
Hyon-go: Tidak, mereka pikir bahwa kendali mereka atas dunia ini dicuri dari mereka. Ho-jok menyatakan perang terhadap Hwan Woong dan negerinya.

Mereka membunuh semua orang tanpa ampun, untuk mengambil tanah mereka kembali. 

Ka-jin membunuh tak terhitung banyaknya rakyat Hwan Woong.
Soojinee: Mengapa Hwan Woong tidak melakukan apapun? Dia seharusnya menghukum mereka.

Hyon-go: Rakyat Hwan Woong memutuskan untuk melakukan perlawanan.
[Ka-jin dalam perburuan terhadap rakyat Jyooshin, namun disergap dan akhirnya terluka.]

——–
[Ka-jin yang terluka berlindung di sebuah gua]

 
[Ka-jin terluka cukup berat, tiba-tiba ia melihat cahaya. Hwan Woong muncul di hadapannya.]





 [Ka-jin terkejut dan segera mengambil senjatanya dan melangkah mundur.]


 Hyon-go: Ka-jin tubuhnya gemetaran seperti binatang terluka. 

Ini adalah pertama kalinya ia melihat rupa Hwan Woong dengan matanya sendiri. 

Ka-jin merasakan wibawanya yang sangat besar dan tahu bahwa ia tak dapat menentangnya.]
 
[Ka-jin merasa matanya sangat berat setelah diobati oleh Hwan Woong dan jatuh tertidur]

 Itu adalah tidur paling nyenyak yang pernah ia alami selama menjadi seorang shaman. Pertempuran itu juga menjadi siksaan baginya.

Ia tidak pernah membunuh orang sejak itu. Ka-jin tak sanggup menyakiti rakyat Hwan Woong.
Sujini: Jadi, apakah itu adalah akhir dari perang?



Hyon-go: Tidak, anggota suku Ho-jok yang lain tidak bersedia menghentikan peperangan. Mereka ingin dunia mereka kembali. Setelah beberapa waktu, sebagai shaman Api mereka, Ka-jin tidak punya pilihan lain kecuali bergabung dalam pertempuran lagi.
——-
[Suku Ho-jok berperang dengan suku lain, yakni Woong-jok]


 Hyon-go: Tapi Sae-oh, seorang pejuang wanita dari Woong-jok (suku Beruang),  menghentikan mereka. Namun peperangan melawan Suku Harimau seakan-akan tak pernah berakhir.

 Sae-oh meneteskan tangis duka saat ia merawat orang-orang dari sukunya yang terluka. 

Hwan Woong juga merasa bersedih dan menderita ketika melihat Sae-oh menangis. Hwan Woong memutuskan untuk mengakhiri perang itu.  Suatu malam ia pergi menemui Ka-jin lagi, untuk mengambil kekuatan api Ka-jin.


Hwan Woong juga merasa bersedih dan menderita ketika melihat Sae-oh menangis. Hwan Woong memutuskan untuk mengakhiri perang itu.  Suatu malam ia pergi menemui Ka-jin lagi, untuk mengambil kekuatan api Ka-jin.


[Ka-jin sedang bertarung dengan musuh-musuhnya ketika tiba-tiba ia berpindah ke tempat yang asing, tiada seorangpun di sana, dan sebuah cahaya menyilaukan datang menghampirinya]
Ka-jin: Kalian, para dewa langit tidak akan berlangsung lama. Kalian bahkan tidak tahu bagaimana caranya berperang. Betapa beraninya kalian mencoba untuk memerintah bumi ini! Bunuh saja aku kalau kau bisa dengan kekuatan Langitmu!
Aku adalah Shaman Api, Ka-jin!!
[Ka-jin mengerahkan kekuatan apinya, membuat pedangnya membara dan melompat untuk menyerang Hwan Woong]

Hwan Woong: Aku datang ke bumi ini untuk menyelamatkan umat manusia, bukan untuk membunuh.


Hyon-go: Hwan Woong kemudian mengambil kekuatan api Ka-jin dan menyimpannya di sebuah permata ruby, menamakannya jantung Joojak (Phoenix).

Mungkin Ka-jin juga bermaksud  untuk melenyapkan kekuatannya ….
Jika saja ia bukan lagi Shaman Api ….
Jika saja ia tidak memiliki kekuatan api ….
Ia tidak mungkin harus berperang sebagai seorang shaman melawan Hwan Woong.
——–
[Suku Ho-jok tak bisa menerima kalau Ka-jin kehilangan kekuatannya, karena itu artinya mereka menjadi suku biasa, sama seperti suku-suku yang lain.]
Pria H0-jok A: Kau telah kehilangan kekuatan apimu?
Pria Ho-jok B: Kita harus merebutnya kembali!
Pria Ho-jok C: Aku akan menusuk tenggorokannya dan membawa kembali kekuatan Api!
Hyon-go: Ka-jin membunuh para tetua sukunya, yang telah mengasuhnya dari kecil demi melindungi Hwan Woong.
Ka-jin kemudian berlari dan terus berlari, menuju ke Shindansoo, di mana Hwan Woong tinggal. 

Ka-jin ingin menjadi salah satu pengikutnya dan ingin menjadi istrinya.
——–
[Hwan Woong mengumpulkan semua rakyatnya dan membuat pengumuman ... ]
Hwan Woong: Ho-jok telah berhasil dikalahkan dan pada akhirnya kedamaian telah datang , tapi Ho-jok pasti akan bangkit kembali nanti dan menantang perang.

Sae-oh …
[Sae-oh terkejut dan berusaha mengundurkan dirinya, tapi semua orang segera mendorongnya maju ke depan. Sae-oh dengan terpaksa maju menghampiri Hwan Woong.]
Hwan Woong: Aku akan memberikan kekuatan Joojak padamu. Kau akan melindungi rakyat di bagian Selatan.

*Joojak adalah Penguasa Api dari Selatan, satu dari Empat Dewa

Hwan Woong: (Menunjukkan permata ruby) Kekuatan api yang ditemukan manusia ada di dalam benda ini. Karena kau sendiri adalah manusia maka gunakanlah kekuatan ini untuk memberikan manfaat bagi banyak orang.

Sae-oh: (ragu-ragu) Aku … aku tidak bisa …  aku tidak akan bisa mengendalikan kekuatan api. Aku hanyalah seorang wanita biasa.

Hwan Woong: Manusia dapat membuat apa yang dulunya mustahil menjadi mungkin!

———-
[Malamnya]


[Sae-oh menerima ruby itu dan mencoba untuk mempelajari kekuatan api, pada awalnya ia bisa menggerakkan api namun kemudian gagal]

Hwan Woong: Ini sangat mengejutkan. Aku memberikan benda ini padamu untuk melindungimu, tapi aku tak mengharapkan kalau kau dapat menggunakan kekuatannya seperti ini.

Sae-oh: Menggunakannya? … Kekuatan dari Joojak?
Hwan Woong: Joojak adalah Penjaga Tanah Selatan. Dia sangat lembut, tapi memiliki kekuatan yang sangat hebat.  Karena itulah aku menyegelnya dalam sebuah permata ruby.

Untuk mengendalikan kekuatan Joojak, kau harus menutupinya dengan satu tangan. Dan kau harus memastikan kallau kekuatan Joojak hanya keluar melalui dirimu!
Sae-oh: (bingung) Melalui … diriku?
Hwan Woong: Supaya kau dapat mengendalikannya. Dapatkah kau merasakan kekuatan dari Joojak?

Sae-oh: Ya .. (memejamkan mata)
Hwan Woong: Ambil kekuatan itu dengan hatimu dan kemudian cobalah untuk menggerakkan kekuatan itu pada jari-jarimu.

Sae-oh: Oh … Itu bergerak.
Hwan Woong: Kemudian kirimkan ke tempat yang kau inginkan.
[Sae-oh mencoba menyalakan kembali tungku api tadi dan berhasil mengobarkan apinya. Kemudian ia mencoba untuk menyalakan lampu penerangan dan berhasil, Sae-oh sangat senang sehingga ia menyalakan lagi satu lampu, berhasil, tetapi pada lampu yang ketiga ia gagal. Hwan Woong selama ini mengamatinya dengan gembira.]
Hwan Woong: Jangan lupa, kendalikan itu dengan menutupinya dengan satu tangan, dan kemudian kirimlah kekuatan itu keluar.
[Hwan Woong menghampirinya dan meraih tangan Sae-oh kemudian menangkupkannya pada kalung Joojak di dada Sae-oh, yang kemudian mencoba sekali lagi, dan berhasil]

[Sae-oh sangat senang karena ia berhasil, Hwan Woong turut senang.]
———

Sae-oh: Api yang kubuat tadi malam tidak ada gunanya, karena Matahari sekarang begitu cerah.

Hwan Woong: Dikatakan bahwa matahari yang terbit dari timur sebenarnya adalah salam dari Langit.  Lambaikanlah tanganmu ke arah Matahari, dan buatlah sebuah keinginan. Matahari pagi bisa membuat keinginanmu menjadi kenyataan, karena saat itulah ia dalam suasana hati yang baik.
[Sae-oh antara percaya dan tidak, memejamkan matanya dan mengangkat tangan ingin mengucapkan harapannya, namun mengurungkan niatnya]
Sae-oh: Aku tak bisa mengucapkannya keras-keras. Aku bahkan takut untuk memikirkannya
[Sae-oh beranjak pergi, namun Hwan Woong meraih tangannya dan menggiringnya untuk berdiri di sampingnya, menghadap pada matahari terbit]

Hwan Woong: Ayah, apakah kau sedang mellihat kami berdua? Aku berikan jantung Joojak untuk wanita ini. Aku yakin dia akan membuat tanah ini menjadi tempat yang lebih hangat dan akan membantu orang lain. Ia akan melahirkan anakku, dan akan menjadi ibu dari rakyatku. Ingatlah akan dirinya.
[Sae-oh tersipu malu, karena permohonannya pada Matahari dikabulkan. Hwan Woong menatap pada Sae-oh dan kemudian mencium dahinya.]

[Ka-jin melihat mereka berdua sedang bermesraan dari belakang sebuah tebing]
Hyon-go: Ka-jin, yang datang ke tempat itu dan telah meninggalkan segala sesuatu di belakangnya, dipenuhi dengan kecemburuan dan kemarahan.
——–

Sujini: Apakah Hwan Woong menyukai Sae-oh?
Hyon-go: Aku pikir dia terus mengarahkan pandangan matanya pada diri Sae-Oh untuk waktu yang lama. Kaisar Langit telah mengutus Hwan Woong untuk memberi kemakmuran pada manusia, dan Hwan Woong tergerak hatinya saat melihat  Sae-oh meneteskan air mata saat merawat orang-orang yang terluka.
Sujini: Tapi Ka-jin juga mencintai Hwan Woong.
Hyon-go: Itu masalahnya. Kehendak manusia melawan kehendak Dewa, dan menginginkan hal-hal yang sebenarnya tak boleh ia inginkan.
—–

Pria: Ada berita bahwa gadis dari suku Woong-jok sedang menganduk anak Hwan Woong.
Hyon-go: Ketika Ka-jin mendengar bahwa Sae-oh mengandung keturunan Hwan Woong, dia membuat suatu keputusan. Karena Hwan Woong telah melenyapkan kekuatannya dan juga memusnahkan harapannya, maka ia akan menyingkirkan hal yang paling berharga bagi Hwan Woong. Waktu yang sudah lama ia tunggu-tunggu akhirnya telah tiba.
[Ka-jin memimpin suku Ho-jok menyerbu perkampungan suku Woong-jok]


[Sae-oh dan rakyatnya menyadari akan ada serangan, mereka bersiap-siap]
Sae-oh: Dam-sae! Ginmaru! Pergilah ke pos kalian masing-masing!
Dam-sae dan Ginmaru: Baik! (keduanya segera pergi bersama-sama dengan rekan-rekan yang lain)
Sae-oh: Adol! Cari tahu berapa banyak jumlah musuh yang datang! Cari tahu juga dari mana asal mereka!
Adol: Baik! (Ia segera pergi bersama dengan anakbuahnya)
[Sae-oh tiba-tiba merasa perutnya sakit sekali]
[Pertempuran dimulai ...]

Hyon-go: Ka-jin menyerang desa yang ditinggali Sae-oh. Ia berpikir, jika ia tidak dapat memiliki Hwan Woong dalam kehidupan ini, ia akan pergi ke kehidupan selanjutnya dengan Hwan Woong.
——
[Di sebuah gua, terdengar tangisan bayi baru lahir]

Bidan: Bayi ini sangat mirip dengan ayahnya, Hwan Woong. Raja mungkin akan sangat senang jika dia ada di sini sekarang.
[Sae-oh mendengar suara keributan mendekat ke gua di mana mereka berdiam]

Sae-oh: Darae. Lindungi anakku. Dia adalah orang yang akan menjadi raja baru kita. Lndungilah dirinya.
Sae-oh: (pada yang lain) Ke pertempuran!
Sae-oh, yang baru saja melahirkan, memimpin sendiri anakbuahnya untuk melakukan perlawanan.
Darae dan bidan mengungsi ke tempat lain membawa si bayi.
[Pertempuran memakan korban pada kedua belah pihak. Ka-jin bersiap-siap dan bersembunyi di dekat gua, mengawasi pertempuran]

[Sae-oh melawan musuh-musuhnya dengan gagah berani, tak nampak kalau ia baru saja menghabiskan tenaga untuk melahirkan.]

[Darae dan bidan sambil membawa bayi berusaha mengungsi ke tempat aman, namun jalan mereka dihadang oleh orang-orang dari suku Ho-jok]


Ka-jin: Pergi dan kirimkan pesanku. Jika kalian ingin bayi ini kembali, katakan pada ayahnya untuk datang ke Noroomok, dan pastikan untuk membawa kekuatan Api dengan dirinya. Itu adalah milikku, dan aku menginginkannya kembali.
[Sae-oh berdiri di tempat tinggi, menggunakan busurnya dan anak panah menghabisi lawan-lawannya satu persatu. Saat ada musuh yang mendekat, ia segera menghunuskan pedang dan membantai mereka sekaligus. Tiba-tiba seseorang datang dari belakangnya, berjalan terhuyung-huyung lalu tersungkur. Sae-oh menoleh dan melihat Darae tapi anaknya sudah tidak ada. Hati Sae-oh mencelos.]

[Sae-oh segera berlari menghampirinya]
Sae-oh: Darae, apa yang terjadi? Di mana anak itu?

Darae: Maafkan aku. Kumohon maafkan aku. (Darae menghembuskan napas terakhirnya.)
[Hwan Woong datang terlambat, ia hanya melihat mayat bergelimpangan dari kedua suku. Di dekat ujung gua ia menemukan busur dari Sae-oh dan merasa cemas.]
——

[Sae-oh datang ke Noroomok demi mengambil kembali anaknya.]

Ka-jin: Mengapa kau di sini? Aku menyuruhnya untuk datang.
Sae-oh: Berikan anak itu padaku. Kembalikan anakku!

Ka-jin: Aku tidak ingin melihatmu.
Sae-oh: Kembalikan anakku. Anak itu tidak melakukan apa pun.
Ka-jin: Kembalikan kekuatanku!.

Sae-oh: Jika aku memberikan ini kepadamu, akankah kau kembalikan bayi kamii?
Ka-jin: Bayi kami? Hmph! Kau mengatakan bayi kami?
Sae-oh: (mengeluarkan permata ruby) Ini adalah jantung dari Joojak, Hwan Woong memberikannya padaku demi melindungi banyak orang, dan untuk memberikan kemakmuran pada mereka.
Ka-jin: Jantung Joojak? Kekuatan api itu adalah MILIKKU!



[Ka-jin menyerang Sae-oh yang kelelahan. Sae-oh tidak dapat melawan  Ka-jin sehingga jatuh terduduk, tapi saat Ka-jin hendak membunuhnya, kekuatan Joojak muncul dari diri Sae-oh, membuat Ka-jin ketakutan dan terpaksa mundur sampai ke tepi tebing. Pada saat itu Hwan Woon sudah sampai di kaki Noroomok.]
Sae-oh: Kembalikan anakku!.

[Ka-jin terpojok di tepi jurang yang sangat dalam]

Sae-oh: Kembalikan anakku!
Ka-jin: Bodohnya kau Sae-oh, anak gadis dari Woong-jok (Ka-jin mengulurkan tangannya yang memegang si bayi di atas jurang) Dan anak ini … dia bisa saja menjadi anakku!
[Ka-jin membuang si bayi ke jurang, Sae-oh berteriak dan berusaha menggapai anaknya, tapi terlambat. Si bayi meluncur deras ke bawah jurang, tangisannya bergema. Sae-oh menatap tak percaya ... Ka-jin berusaha mengambil kalung Joojak tapi tangannya menjadi terbakar, kalung Joojak menolaknya.]


[Sae-oh menyadari kehadiran Ka-jin, ia menoleh menatapnya dengan pandangan benci dan penuh amarah, Ka-jin mundur ketakutan. Sae-oh berdiri dan terus menatap Ka-jin. Hwan Wong datang dari bawah, membawa si bayi di gendongannya dan berusaha membujuk Sae-oh, tapi sudah terlambat.]


Hwan Woong: Sae-oh. Sae-oh. Anak kita aman di sini, Sae-oh.
[Api amarah dan kebencian sudah terlanjur diserap oleh kalung Joojak, kekuatan dahsyat meledak keluar dari tubuh Sae-oh membentuk sesosok bentuk burung api berwarna hitam]

Hwan Woong: Oh, tidak, tidak … Sae-oh!

Hwan Woong: Itukah Joojak Hitam?
*Joojak Hitam adalah perubahan dari Joojak Merah yang dipenuhi dengan amarah yang meluap-luap.

[Joojak Hitam terbang tinggi kemudian melayang ke atas bumi, membuat kehancuran di mana-mana, ledakan api muncul setiap kali Joojak Hitam lewat di atasnya.]
Hwan Woong memanggil ketiga dewa:

Poong Baek …  (harimau putih, sang Penguasa Angin dari Barat].

Woon Sa …  (naga biru,  Sang Penguasa Awan dari Timur].

Woo Sa … [kura-kura hitam berkepala ular, sang Penguasa Hujan dari Utara].
[Pertarungan terjadi antara ke empat makhluk gaib tersebut, Joojak Hitam melawan ke-tiga yang lainnya]
(Andy: Aku ga bisa mengungkapkan dengan baik mengenai pertarungan ke-4 dewa ini, jadi lebih baik kalian nonton sendiri ya, seru banget deh pokoqnya … durasinya cuman 5 menit koq … silahkan puas-puasin lihat di sini :D)
Hyon-go: Tiga dewa tak mampu membunuh Joojak Hitam. Empat Dewa tidak bisa membunuh satu sama lain, tetapi hanya dapat mengendalikan kekuatan  satu sama lain.

Hyon-go: Satu-satunya yang bisa membunuh Joojak adalah Hwan Woong, yang memberikan kekuatannya untuk wanita itu.
[Hwan Woong dapat mendengar jerit tangis dan teriakan penderitaan rakyatnya akibat dari perbuatan Joojak Hitam. Hwan Woong kemudian meletakkan anaknya ke tanah, dan mengambil keputusan yang menyedihkan dan memberatkan hatinya.]

Hwan Woong: Sae-oh ku … !
[Ia menarik Busur Langit ke arah Sae-oh dan melepaskannya tepat ke jantung wanita yang dicintainya. Joojak Hitam segera menghilang begitu panah Langit menembus tubuh Sae-oh]



[Hwan Woong  meletakkan jasad Sae-oh dan mengambil bayinya]

[Hwan Woong, sambil menggendong anaknya,  berhadapan dengan Ka-jin, yang segera mengambil senjatanya gemetaran menghadapinya]

Hwan Woong: Kapan kau percaya bahwa aku datang kemari untuk menolongmu?

Ka-jin: Apakah itu artinya kau tidak akan membunuhku? Aku yang telah membunuh wanita yang kau cintai?
Hwan Woong: Kau adalah salah satu rakyatku seperti orang lain.
Ka-jin:  Hahaha (tertawa sinis), aku tidak pernah ingin menjadi salah satu dari rakyatmu. Aku sendiri adalah seorang ratu.
[Ka-jin tak mau dikasihani oleh Hwan Woong, ia mundur ke tebing dan menjatuhkan dirinya sendiri dari sana, menghilang di balik kabut]

Hyon-go: Hujan siang dan malam selama tujuh hari turun mematikan api yang diakibatkan oleh Joojak Hitam. Hujan itu berhasil memadamkan api, tapi seluruh dunia terlanda banjir.

—–
Sujini: Woaaa, ternyata dunia ini tidak dibuat dengan mudah!

Hyon-go: Tentu saja. Tidak ada yang tiba-tiba ada. Kau sangatlah beruntung karena memiliki seorang guru yang hebat seperti diriku ini!
Sujini: Hal itu juga berlaku untukmu. Kau juga sangat beruntung, guru, karena telah bertemu dengan seorang murid yang cerdas seperti diriku ini!
Hyon-go: (tertawa geli) Apa? Baiklah, ayo kita pergi dari sini sekarang!
Sujini: Pasti masih ada cerita yang lain lagi! Apa yang terjadi dengan bayinya?
Hyon-go: Oh, ya. Bayi itu tumbuh dan mendirikan sebuah negara bernama Chosun dan ibukotanya bernama Asadal. Anak itu dinamai …
* Chosun di sini adalah kerajaan kuno yang dikatakan didirikan pada tahun 2333 SM dan orang Korea berpikir bahwa dari kerajaan itulah asal-usul dari orang Korea. Untuk membedakannya dari Chosun () dari abad 14-20, kita sebut Chosun ini dengan Chosun kuno “Ko-Chosun ( )”
Sujini: Pasti Raja Dan Koon (Tan Gun) !
Hyon-go: Ya. Bayi itu menjadi Raja Dan Koon.
Sujini: Lalu apa yang terjadi dengan Tiga Dewa? Woo Sa, Woon Sa, dan Poong Baek?
Hyon-go: Ah ….
Sujini: Ini adalah pertanyaan terakhirku.

Hyon-go: Hujan berhenti, tetapi dunia terlanda banjir, dan Jyooshin terbagi-bagi menjadi banyak negara.
Sujini: Mengapa?
Hyon-go: Karena Hwan Woong kembali ke Langit.
———

Hwan Woong: Aku turun ke bumi demgan tujuan memberikan memenuhi kehendak Langit untuk memberikan berkat dan kemakmuran bagi umat manusia. Tapi aku gagal melaksanakannya.

Hwan Woong: Aku akan kembali ke Langit, dan aku meninggalkan simbol dari Empat Dewa di bumi.

Hwan Woong: Suatu hari, langit akan mengirimkan raja yang sejati  sekali lagi.
Pada hari itu, simbol dari empat dewa akan bangkit juga.
Pada hari di mana raja yang baru dilahirkan, akan ada bintang yang bersinar terang sebagai pertanda akan kelahirannya, sehingga banyak orang yang menantikannya  akan tahu.

—————
Hyon-go: Dua ribu tahun telah berlalu sejak saat itu.

Ho-jok mendirikan sebuah Kuil A-bullan-saa, di tempat di mana pohon Shin-san-doo berdiri.

Sujini: Apakah mereka adalah para biksu Hwa-cheon?
Hyon-go: Benar!
Sujini: Bagaimana mereka bisa menguasai daerah itu?

Hyon-go: Itulah yang akan DIA urus, dan para penduduk desa Geo-mool sedang menantinya. Dia adalah …
Sujini: Raja Jyooshin!
Hyon-go: Ya, raja Jyooshin. Tapi Hwa-cheon juga sedang menunggunya.
Sujini: Untuk mengambil alih kekuatan dari Langit?
[Hon-go berusaha menyalakan api dan meniup-niup jerami berasap]

Hyon-go: Hwan Woong mengatakan, pada hari raja Jyooshin lahir, empat simbol akan bangkit juga. Ketika Raja ini menunjukkan empat simbol dan membuka segel dari Shindansoo itu …..
[Hyon-go meniup kembali jerami tapi tiba-tiba api berkobar seketika, membuatnya terkejut dan terjatuh ke belakang]

Sujini: Dia akan mendapatkan kekuatan penuh dari langit, kan?

Hyon-go: Soojini, Kau bermain-main dengan api lagi! Jangan bermain-main dengan api! .
Sujini: Pergi dan lindungi apinya dari angin, Guru!
Hyon-go: Baik … Baiklah … (Hyon-go pergi ke luar untuk membuatkan tameng angin)

Hyon-go: (Sambil membuat tameng angin) Jadi Hwa-cheon mencoba untuk mendapatkan empat simbol untuk mendapatkan kekuatan Langit, dan penduduk desa Geo-mool sedang menunggu Raja Jyooshin, untuk membantunya menemukan empat simbol.  Itulah mengapa kita telah melindungi simbol Hyonmoo selama dua ribu tahun.
Sujini: Jadi kaulah yang menjadi Pemimpin baru dari desa Geo-mool!
Hyon-go: (terjatuh) Ooops ..!
Sujini: (menggelengkan kepalanya) Aku jadi mulai khawatir sekarang …
——–
Hyon-go menyelimuti Sojinee yang tertidur dengan lelap, ia teringat dengan wasiat dari Hyonsoo padanya.
Hyonsoo: Jaga kata-katamu. Tetap awasi Soojini dengan baik, dan jika ada tanda-tanda ia akan menjadi Joojak Hitam, bunuh dia demi keselamatan dunia ini!
Hyon-go duduk dan mengenang …
Hyon-go: Sudah 10 tahun sejak bintang Jyooshin muncul. Sudah 10 tahun ..

————
10 tahun yang lalu

Tahun 375 SM, tahun ke-5 pemerintahan Raja Sosurim.
Kuil A-Bullan-sa (Kuil Pusat dari Hwacheon)
Biksu: Bukankah itu adalah bintang Jyooshin?
Dae Jang Ro: Itu adalah bintang yang diramalkan beribu-tibu tahun lalu. Dikatakan bahwa pada hari Raja Jyooshin  dilahirkan, sebuah bintang terang akan tampak di langit, dan simbol-simbol dari para dewa akan bangkit.
*Dae Jang Ro adalah pimpinan kuil Abullansa saat ini.
Biksu: Apakah itu hari ini?
Dae Jang Ro: Sinar dari simbol-simbol itu akan mencapai langit dan menembus kedalaman lautan yang terdalam. Semua anggota Hwacheon yang telah diutus ke seluruh penjuru bumi, pergi dan temukanlah simbol-simbol itu! Pergilah ke Koguryo, Baekjae, Shilla, Malgal, Georan, semua tempat yang dulunya adalah wilayah dari Jyooshin. Kita harus menemukan simbol-simbol itu. Dan dunia ini nantinya  akan menjadi milik Hwacheon  selamanya.

0 komentar:

Posting Komentar